RENUNGAN:

Jumat, 14 Mei 2010

MENGENAL INVESTIGASI

Seringkali kita mendengar kata Investigasi, dan seringkali pula kita
beranggapan bahwa Investigasi adalah kegiatan atau aktifitas yang hanya
dilakukan oleh aparat keamanan (TNI/POLRI) untuk mengungkap suatu
kasus. Anggapan ini akan sirna dengan sendirinya karena pada saat ini,
Investigasi bukan lagi merupakan aktifitas yang asing bagi masyarakat awam
(masyarakat sipil) dalam rangka mengungkap suatu kasus. Investigasi sudah
menjadi kegiatan atau tanggung jawab yang dapat dilakukan oleh setiap orang
untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi. Untuk memperkuat pemahaman
kita tentang Investigasi maka akan dipaparkan secara sederhana berbagai hal
pokok yang berkaitan dengan Investigasi.

Dasar dan Pengertian Investigasi

Investigasi merupakan suatu bagian dari Advokasi, artinya bahwa Advokasi
merupakan dasar dari sebuah Investigasi. Oleh karena itu sebelum mengenali
tentang Investigasi maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu tentang
Advokasi.

Secara umum Advokasi dapat diartikan sebagai kegiatan atau aktivitas
pendampingan yang dilakukan dengan maksud untuk merubah suatu
keadaan. Advokasi dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu :

1. Litigasi (Hukum)
Bentuk-bentuk kegiatan dari Advokasi Litigasi adalah :
• Pendampingan hukum
• Membuat opini hukum
• Kajian hukum
• Kampanye hukum

2. Non Litigasi (Non Hukum)
Bentuk-bentuk kegiatan dari Advokasi Non Litigasi adalah :
• Investigasi
• Kajian dan monitoring
• Opini publik
• Informasi dan dokumentasi
• Jaringan kerja dengan semua pihak
• Pendidikan dan latihan

Dari gambaran singkat dan sederhana tentang Advokasi tersebut maka kita
akan mencoba untuk menelusuri makna dan bagian-bagian dari Investigasi.
Investigasi dapat diartikan sebagai ‘suatu proses mencari kebenaran dari suatu tindakan pelanggaran HAM’. Investigasi merupakan suatu pekerjaan jaringan yang dapat dilakukan oleh siapapun juga.

Prinsip-prinsip Investigasi
- Mencari kebenaran atau duduk persoalan dari kasus pelanggaran HAM
- Kerja jaringan
- Dapat dilakukan oleh setiap orang
- Bukan penelitian sosial
- Korban adalah pemilik informasi
- Membangun hubungan emosional dengan korban
- Tidak mengenal ruang dan waktu
- Memiliki tujuan tertentu untuk pengungkapan kebenaran

Aktifitas Investigasi

- Pengamatan
- Pencatatan
- Pencarian data

Yang perlu diperhatikan dari seorang Investigator
- Tidak memihak dan dapat dipercaya
- Verifikasi data dan cross check
- Fokus yang terarah dan kriteria yang jelas
- Pengumpulan bukti-bukti
- Bersifat induktif (dari fakta ke kesimpulan umum)
- Mementingkan faktor keamanan nara sumber
- Kepekaan budaya
- Harus sabar
- Tidak hanya pandai bicara tapi juga pandai mendengar

Sumber-sumber informasi
Primer
Data yang diperoleh langsung dari korban, keluarga korban atau pun
setiap orang yang berkaitan langsung dengan sutu kejadian

Sekunder
Data yang berkaitan dengan arsip-arsip maupun dokumen yang
berkaitan dengan masalah atau kejadian yang terjadi

Persiapan untuk melakukan Investigasi
- Pengumpulan data awal, baik primer maupun sekunder
- Identifikasi masalah
- Penyiapan alat bantu (alat tulis, tape recorder, alat komunikasi, dll)

Informasi yang terpenting dalam sebuah Investigasi adalah yang diperoleh
melalui wawancara atau data primer yang berhasil dihimpun. Dalam
melakukan wawancara, ada tiga tahapan yang menjadi titik perhatian dalam
rangka melakukan Investigasi yaitu pra wawancara, wawancara dan pasca
wawancara. Dari setiap tahapan tersebut ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan.

Pra wawancara
o Kenali kasus secara mendalam
o Jangan membuat kesimpulan
o Persiapkan daftar pertanyaan
o Tentukan pihak-pihak yang harus diwawancarai

Wawancara
o Lakukan perkenalan diri
o Bangun hubungan dan kepercayaan (ada rasa aman dari orang yang
diwawancarai)
o Minta ijin untuk melakukan perekaman
o Menjadi pendengar yang baik
o Bersikap sopan

Pasca wawancara
o Melakukan cross check dengan data dokumen
o Mengetik hasil wawancara
o Memilih inti wawancara yang perlu ditindaklanjuti
o Membuat laporan hasil Investigasi

Contoh kerangka laporan Investigasi
A. Pendahuluan
• Gambaran umum mengenai peristiwa
• Tujuan Investigasi
• Metode
B. Fakta Peristiwa Pelanggaran HAM
• Latar belakang peristiwa
• Data-data pelanggaran
• Kronologis Peristiwa (pra – peristiwa – pasca)
C. Kesimpulan dan Rekomendasi
• Kesimpulan
• Rekomendasi (sesuai dengan tujuan Investigasi)
D. Penutup

Ruang lingkup Investigasi
- Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
- Masalah lingkungan hidup
- Pelanggaran HAM
- Orang hilang, dll

Pada dasarnya Investigasi tidak sama dengan penelitian sosial, karena dalam
penelitian sosial bekerja untuk menguji teori, serta untuk melihat masalah-
masalah sosial, ekonomi atau politik yang selanjutnya dipakai untuk menguji
teori sosial tersebut. Sedangkan Investigasi dilakukan untuk mencari kejelasan
dari suatu masalah atau peristiwa dengan cara mengungkap fakta, pelaku,
modus operandi dan menyusun pola. Akhir dari sebuah Investigasi harus
ditindaklanjuti sesuai dengan tujuan Investigasi yaitu untuk mengungkap
fakta dan kebenaran. Oleh karena itu setelah dilakukan Investigasi maka
diperlukan tindak lanjunya dalam bentuk advokasi.***(adi nange)

Kamis, 13 Mei 2010

MALACH DAN TUKANG SEPATU

Simon adalah seorang tukang sepatu, dia adalah orang yang miskin, tetapi sangat murah hati. Ia memiliki seorang isteri, Matrena namanya. Meskipun bengkel sepatunya kecil tetapi banyak orang atau tetangga yang berhutang padanya. Pada suatu hari ia ingin membeli sebuah mantel baru, tetapi karena kekurangan uang maka ia pergi ke beberapa tetangga untuk menagih hutang. Walaupun demikian, uang yang diperolehnya masih saja kurang.

Ketika Simon akan kembali ke rumahnya dan sampai di depan gereja, ia melihat seorang pemuda tampan dan putih sedang berdiri kedinginan dan bertelanjang badan. Simon melihatnya, namun ia merasa ketakutan, karena ia takut kalau yang dilihatnya adalah setan. Sampai di depan gereja ia berjalan cepat untuk melewatinya. Namun hatinya berkata “kasihan orang itu, pasti ia sangat kedinginan”. Akhirnya ia kembali ke orang itu dan memberikan mantel kepadanya, lantas mengajak orang itu ke rumahnya.
Sampai di rumah isterinya marah karena Simon tak membawa mantel baru melainkan membawa orang asing ke rumahnya. Isterinya marah-marah dan tidak mau menerima orang tersebut. Simon lantas berkata kepada isterinya, “tidakkah ada cinta kasih Tuhan dalam hatimu”. Setelah Simon berkata itu, akhirnya isterinyapun tergerak hatinya oleh belas kasihan dan mau menerima orang asing tersebut. Saat diterima oleh isteri Simon tersebut, maka orang asing inipun tersenyum dan mengatakan bahwa namanya Malach.

Malach pun tinggal di rumah Simon dan diajarkan oleh Simon bagaimana membuat sepatu. Dalam tiga hari Malach sudah pandai membuat sepatu. Simon dan isterinya pun bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Malach. Namun Malach hanya mengatakan, “suatu saat mereka akan tahu siapa sebenarnya saya”.

Karena kepandaian Malach maka bengkel sepatu Simon tambah maju dan dikenal. Pada suatu hari datang seorang kaya dan sombong ke bengkel Simon dengan membawa kulit untuk dibuatkan sepatu. Ia mengharuskan Simon dan Malach membuat sepatu untuknya yang bagus dan dapat bertahan selama setahun lebih, kalau hanya dalam beberapa bulan sudah rusak maka dia akan mengadukan ke pengadilan untuk dipenjarakan. Secara diam-diam Malach tersenyum, dan untuk kedua kalinya ia tersenyum dengan wajah yang bersinar. Simon ingin menolak pesanan itu, tetapi Malach memberikan isyarat untuk menerima.

Malachlah yang mengerjakan pesanan itu, namun terkejutnya Simon karena yang dibuatnya adalah sepatu untuk anak-anak. Simon pun bertanya, “kenapa yang dibuat sepatu untuk anak-anak, padahal yang datang memesan itu orangnya tinggi besar”. Belum selesai Simon berbicara, datanglah pembantu dari orang kaya yang memesan sepatu, orang itu pun berkata, “majikannya telah meninggal, dan jika masih sisa kulit di sini sebaiknya dibuatkan sepatu untuk anaknya yang masih kecil”. Malach lantas menyerahkan sepatu itu, dan pembantu tersebut menerima dengan penuh rasa heran.

Setelah Malach tinggal beberapa tahun dengan Simon dan Matrena, datanglah seorang ibu dengan dua orang anak kembarnya untuk memesan sepatu. Si ibu tersebut bercerita bahwa kedua anak kembar tersebut bukan anaknya, ibu kandung anak tersebut telah meninggal setelah suaminya meninggal. Mendengar itu Matrena pun berkata, “Tuhan Maha Baik, manusia dapat hidup tanpa ayah dan ibu, tapi tentu saja manusia takkan hidup tanpa Tuhannya”. Mendengar itu Malach langsung tersenyum, dan bukan saja wajahnya yang bersinar tetapi seluruh tubuhnya ikut bercahaya. Setelah itu Malch pun bercerita tentang siapakah dia sebenarnya.

“Bertahun-tahun yang lalu aku diutus Tuhan untuk menjemput jiwa ibu kedua anak kembar tersebut. Dalam perjalanan ke Surga, Tuhan mengirimkan angin ribut, dan menghempaskanku ke bumi. Tuhan meminta kepada ku untuk mempelajari tiga kebenaran. Pertama, apakah yang ada dalam hati manusia; kedua, apakah yang tidak diijinkan pada manusia; ketiga, apa yang paling dibutuhkan manusia. Aku telah menemukan semuanya itu. Saat Matrena marah karena kehadiran ku, tetapi karena ada belas kasihan maka dapat menerima ku. Aku mengerti kebenaran yang pertama yakni yang ada dalam hati manusia adalah Cinta Kasih Tuhan. Dan aku tersenyum untuk kedua kalinya karena aku telah mengetahui kebenaran yang kedua yakni manusia tidak dijinkan untuk mengetahui masa depannya. Masa depan manusia ada di tangan Tuhan. Dan untuk ketiga kalinya aku tersenyum karena telah mengetahui kebenaran yang ketiga yaitu manusia dapat hidup tanpa ayah dan ibu, tapi manusia takkan hidup tanpa Tuhannya”.

Setelah Malach menceritakan semuanya, maka ia berpamitan dengan Simon dan Matrena, setelah itu tubuh Malach makin bercahaya dan naik ke atas.***